Selasa, 06 Juni 2023

Keunikan Suku Dayak

 

Penulis             : Jimmy Subiantoro

NIM                : 233300030006

Jurusan            : Fakultas Hukum Universitas Mpu Tantular Jakarta

Dosen              : Serepina Tiur Maida, S.Sos, M.Pd, M.I.Kom

 

    


    Sebagai warga negara Indonesia, kita haruslah berbangga diri karena negara kita adalah negara yang kaya sumber daya alam dan juga memiliki kebudayaan yang berneka ragam. Hal ini tidak lepas dari banyaknya pulau di Indonesia, yang dihuni oleh banyak suku.

Berbicara mengenai suku di Indonesia, saya akan sedikit mengulas salah satu suku tersebut, suku itu adalah suku Dayak. Mungkin saat saya menyebut suku Dayak, semua pasti teringat kejadian beberapa waktu lampau mengenai perang suku ini, tetapi itu semua sudah berlalu dan semua hidup rukun saat ini.

Suku Dayak adalah penduduk asli pulau Kalimantan, yang memiliki beberapa rumpun yang kita sering kita dengar jika kita berada di pulau kalimantan. Beberapa rumpun tersebut antara lain rumpun klemantan, rumpun iban, rumpun apokayan (Dayak Kayan, Kenyan dan bahau), rumpun murut, rumpun ot danum ngaju dan rumpun punan. Mereka tersebar di seluruh penjuru pulau kalimantan dan beberapa pulau di Malaysia (Sabah dan Serawak).

Rumah Adat Lamin

    Seiring berjalan waktu dan banyaknya para pendatang yang tinggal di pulau Kalimantan, keberadaan
suku asli Dayak ini semakin terpinggirkan, mereka lebih suka tinggal di pedalaman pulau Kalimantan daripada harus menerima kemajuan peradaban. Mereka yang menerima perkembangan jaman akhirnya berakulturasi melahirkan etnis sendiri. Sebagai contoh suku Dayak yang memeluk agama islam lebih suka disebut sebagai orang banjar atau kutai. Suku Dayak yang berada di Kalimantan barat banyak memeluk agama Kristen, tapi bagi yang menolak agama baru dan berpegang teguh pada keyakinannya mereka memilih tinggal di pedalaman.

Sebagai ciri khas fisik orang Dayak, kita pasti mengenal telinga panjang (telingan aruu). Ini adalah satu tradisi dari beberapa sub suku orang Dayak. Tradisi ini di mulai saat bayi lahir, tapi bisa disebut proses penindikan, semakin beranjak dewasa barulah telinga itu diberi anting yang terbuat dari tembaga (belaong) dan selalu akan di tambah sehingga telingga itu memanjang hingga sebatas dada bagi perempuan, tapi anting ini selalu dipakai dan tidak boleh dilepaskan. Bagi suku Dayak ini merupakan symbol kecantikan bagi wanita dan kebangsawanan bagi pria, tapi sayang tradisi ini mulai di tinggalkan semenjak era 60 an.

Tato Dayak dan Telinga Panjang

Salah satu ciri yang dimiliki suku Dayak adalah kesenian tato. Beberapa suku di Indonesia memiliki ciri khas tato sendiri. Keunikan tato suku Dayak yang terkenal hingga mancanegara adalah bahan dan alat yang digunakan. Semuanya menggunakan bahan alami, duri pohon jeruk sebagai jarum dan tinta dari jelaga dan dicampur madu lebah liar, dan pewarna dari jelaga lampu yang hitam, itulah sebabnya warna tato suku daya berwarna hitam. Tato sendiri sendiri bagi mereka sebagai symbol kedewasaan dan keberanian.

Di era yang semakin maju, saat ada kunjungan resmi kenegaraan ataupun acara resmi apapun, kita akan disambut oleh tarian khas Dayak, nama tarian ini adalah tari gantar. Dahulu tarian ini memiliki makna tentang siklus mesyarakat suku dayak dalam bercocok tanam. Dan masih banyak lagi jenis-jenis tarian lainnya dari suku Dayak ini yang memiliki banyak makna dan tujuan.


Tari Mandau

Nah bagi kita yang berkunjung ke Kalimantan dan khususnya Kalimantan Timur terdapat salah satu objek wisata yang bermana Desa Pampang, disini kita bisa melihat orang asli suku Dayak yang bertelinga panjang dengan khas tatonya, kemudian pernak Pernik khas kerajinan tangan suku Dayak, rumah adatnya dan senjata khas nya yaitu Mandau dan sumpit. Tak lupa kita disambut oleh tarian tradisional suku Dayak. Jadi kita tidak perlu masuk ke hutan pedalaman ya untuk belajar mengenal suku Dayak ini.

Sampai disini yang saya bisa sedikit jelaskan, yang pasti masih banyak keunikan yang lain dari salah satu suku di Indonesia ini. Semoga bermanfaat…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Evolusi dan Perubahan Sosial

  Penulis              : Jimmy Subiantoro NIM                 : 233300030006 Jurusan             : Fakultas Hukum Universitas Mpu Tantul...