Senin, 10 Juli 2023

Evolusi dan Perubahan Sosial

 

Penulis             : Jimmy Subiantoro

NIM                : 233300030006

Jurusan            : Fakultas Hukum Universitas Mpu Tantular Jakarta

Dosen              : Serepina Tiur Maida, S.Sos., M.Pd., M.I.Kom., C.AC., C.PS.,C.,STMI

 



Evolusi sosial adalah teori sosial yang menyatakan bahwa masyarakat berkembang secara bertahap dengan kondisi tertentu. Dalam evolusi sosial, perubahan sosial mengalami pengembangan dari bentuk yang sederhana ke bentuk yang lebih rumit.

Proses evolusi diantaranya sebagai berikut:

1. Proses Microscopic dan Macroscopic Dalam Evolusi Sosial.

Proses evolusi dari suatu masyarakat dan kebudayaan dapat dianalisa oleh seorang peneliti seolah-olah dari dekat secara detail (microscopic), atau dapat juga dipandang seolah-olah dari jauh dengan hanya memperhatikan perubahan-perubahan yang tanpak besar saja (microscopic). Proses evolusi sosial budaya yang di analisa secara detail akan membuka mata peneliti untuk berbagai macam proses perubahan yang terjadi dalam dinamika kehidupan sehari-hari dalam tiap masyarakat di dunia. Proses-proses ini disebut dalam ilmu antropologi proses-proses berulang, atau recurrent processes. Proses-proses evolusi sosial budaya yang dipandang seolah-olah dari jauh hanya akan menampakkan kepada peneliti perubahan-perubahan besar yang terjadi dalam jangka waktu yang panjang. Proses-proses ini disebut dalam ilmu antropologi, proses-proses menentukan arah, atau directional processes.

 

2. Proses-proses Berulang dalam Evolusi Sosial Budaya.

Perhatian terhadap proses-proses berulang dalam evolusi sosial budaya, belum lama mendapat perhatian dari ilmu antropologi. Perhatian itu sebenarnya timbul bersama dengan perhatian ilmu antropologi terhadap faktor individu dalam masyarakat, yaitu kira-kira sejak masa sekitar 1920. Sebelum tahun 1920, sebagian besar dari para sarjana antropologi hanya memperhatikan adat-istiadat yang lazim berlaku dalam suatu masyarakat yang menjadi obyek penelitiannya. Bagaimana sikap, perasaan, dan tingkah-laku khusus para individu dalam masyarakat tadi yang mungkin bertantangan dengan adat-istiadat yang lazim, diabaikan saja atau tidak mendapat perhatian yang layak. Dengan demikian kalau seorang ahli antropologi misalnya harus menulis tentang adat-istiadat perkawinan orang Bali, ia hanya akan mengumpulkan keterangan tentang apa yang lazim dilakukan dalam perkawinan-perkawinan orang Bali itu. Upacara, aktivitas dan tindakan yang menyimpang dari adat Bali yang umum, yang terjadi karena berbagai situasi atau keadaan yang khusus, biasanya diabaikan atau kurang diperhatikan. Tindakan individu warga masyarakat yang menyimpang dari adat-istiadat umum seperti terurai di atas itu, pada suatu ketika dapat banyak terjadi dan dapat sering berulang dalam kehidupan sehari-hari di setiap masyarakat di seluruh dunia. Memang sikap individu yang hidup dalam banyak masyarakat itu terutama adalah mengingat keperluan diri sendiri dengan demikian ia sedapat mungkin akan mencoba menghindari adat atau menghindari aturan apabila adat-istiadat itu tidak cocok dengan keperluan pribadinya. Kita mengerti bahwa justru keadaan-keadaan yang menyimpang dari adat ini sangat penting artinya, karena penyimpangan demikian merupakan pangkal dari proses-proses perubahan kebudayaan masyarakat pada umumnya.

Perubahan-perubahan yang kecil serupa itu tadi, yang hanya dapat dilihat dengan peninjauan secara detail dengan "alat mikroskop" oleh para peneliti masyarakat, tidak akan tampak kepada orang lain yang hanya meninjau masyarakat dari luar, dari jauh, atau yang memang membutakan diri untuk penyimpangan-penyimpangan yang kecil itu. Walaupun demikian, dalam jangka waktu yang panjang, berpuluh-puluh perubahan kecil dalam adat-istiadat sesuatu masyarakat akan mulai tampak pula dari luar sebagai suatu perubahan yang besar.

 

3. Proses Mengarah Dalam Evolusi Kebudayaan

Kalau evolusi masyarakat dan kebudayaan kiita pandang seolah-olah dari jauh, dengan mengambil interval waktu yang panjang, misalnya, beberapa ribu tahun, maka akan tampak perubahan-perubahan besar yang seolah-olah bersifat menentukan arah dari sejarah perkembangan masyarakat dan kebudayaan yang bersangkutan.

 

Perubahan-perubahan besar ini dalam abad ke-19 yang lalu telah menjadi perhatian utama para sarjana ilmu antropologi budaya dalam arti umum. Pada masa sekarang, gejala ini menjadi perhatian khusus dari suatu sub-ilmu dalam antropologi, yaitu ilmu prehistori yang memang bertugas mempelajari sejarah perkembangan kebudayaan manusia dalam jangka waktu yang panjang, dan juga oleh para sarjana ilmu sejarah yang mencoba merekontuksi kembali sejarah perkembangan seluruh umat manusia dan yang karena itu harus juga bekerja dengan jangka-jangka waktu yang panjang.

 


Adanya evolusi pasti diikuti oleh perubahan-perubahan yang ada pada kehidupan manusia. Adapan dampak perubahan tersebut adalah sebagai berikut:

Dampak positif perubahan sosial

1. Modernisasi

 

Modernisasi dalam ilmu sosial dapat didefinisikan sebagai istilah menyebutkan bentuk perubahan (transformasi) dari keadaan kurang maju atau kurang berkembang menjadi keadaan yang lebih baik dengan harapan akan tercapai kehidupan masyarakat yang lebih sejahtera, makmur, dan juga bermartabat. Modernisasi yaitu sering diungkapkan sebagai perkembangan ilmu teknologi atau pengetahuan yang terus berkembang. Pengaruh perubahan teknologi juga semakin dapat dirasakan oleh para penduduk baik di dalam perkotaan maupun perkampungan sekalipun.

Modernisasi ini artinya ialah proses perubahan keadaan dari cara-cara tradisional ke cara-cara yang lebih baru yang dengan harapan dapat meningkatkan taraf kehidupan masyarakat. Modernisasi adalah bentuk perubahan sosial terarah dan terencana. Wilbert E Moore menjelaskan, modernisasi dapat diungkapkan sebagai suatu transformasi total kehidupan bersama yang tradisional ke arah-arah pola yang lebih ekonomis dan strategis yang menjadi ciri negara barat yang stabil.

 

2. Perkembangan Ilmu pengetahuan dan teknologi

 

Kemajuan teknologi adalah sesuatu yang tidak bisa kita hindari dalam kehidupan ini, karena kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuanm ilmu pengetahuan. Setiap inovasi diciptakan untuk memberikan manfaat positif bagi kehidupan manusia. Memberikan banyak kemudahan, serta sebagai cara baru dalam melakukan aktifitas manusia. Khusus dalam bidang teknologi masyarakat sudah menikmati banyak manfaat yang dibawa oleh inovasi-inovasi yang telah dihasilkan. Perkembangan pengetahuan dan teknologi menjadikan kehidupan manusia semakin praktis, efektif dan efisien.

 

Dampak Negatif Perubahan Sosial:

1. Westernisasi

Pengertian westernisasi adalah suatu proses di mana masyarakat di negara timur mengadopsi budaya Barat di berbagai bidang seperti industri, teknologi, hukum, politik, ekonomi, gaya hidup, cara pakaian, gaya bahasa, alfabet, agama, filsafat, dan nilai-nilai. Menurut Koentjaraningrat, pengertian westernisasi adalah proses meniru gaya hidup orang barat yang dilakukan masyarakat secara berlebihan dalam bentuk gaya hidup, kebiasaan, gaya pergaulan, dan lain sebagainya. Westernisasi tidak cocok untuk diterapkan di negara Indonesia karena masyarakat kita masih menjunjung tinggi nilai-nilai budaya Timur. Dampak dari westernisasi meliputi perubahan perilaku, Lunturnya jati diri bangsa dan budaya lokal, Perubahan cara hidup.

 

2. Cultural Shock

Culture shock atau guncangan budaya merupakan ketidaksesuaian unsur-unsur yang saling berbeda sehingga menghasilkan suatu pola yang tidak berfungsi secara serasi bagi masyarakat. Masyarakat yang belum siap menerima perubahan-perubahan yang terjadi maka, masyarakat tersebut mengalami culture shock. Culture shock ini dapat mengakibatkan masyarakat akan tertinggal dan frustasi apabila masyarakat tidak dapat segera menyesuaikan perubahan yang terjadi. Ada empat tanda culture shock, yaitu: (a) Terus-menerus memiliki pikiran negative dan membanding-membandingkan. (b) Mulai frustasi, gampang marah dengan pola pergaulan. (c) Merasa terasingkan dengan keadaan sekitar. (d)Mulai kehilangan identitas diri dan ciri pribadi.

Jadi dapat kita simpulkan bahwa sebuah evolusi tidak dapat dihindari, hal itu dikarenakan untuk bertahan dalam kehidupan kita harus mengikuti perubahan itu. Tidak semua perubahan itu berdampak buruk, dan perubahan harus terjadi untuk kelangsungan hidup manusia.

 

Referensi:

PPT Kebudayaan, Evolusi dan Perubahan Sosial oleh Serepina Tiur Maida, S.SOS., M.Pd., M.IKom., C.AC., C.PS., C.STMI

Senin, 26 Juni 2023

KEBUDAYAAN DALAM ANTROPOLOGI

 

Penulis             : Jimmy Subiantoro

NIM                : 233300030006

Jurusan            : Fakultas Hukum Universitas Mpu Tantular Jakarta

Dosen              : Serepina Tiur Maida, S.Sos, M.Pd, M.I.Kom., C.AC

 


Kebudayaan adalah suatu hak yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia. Dalam kehidupan manusia, kebudayaan diciptakan untuk mempermudah manuia dalam menjalani kehidupannya. Kebudayaan tidak akan ada tanpa manusia, sebaliknya manusia tanpa kebudayaan tidak akan bisa bertahan dalam mengarungi kehidupannya.

Dalam bahasa Inggris, budaya dan kebudayaan disebut culture, yang secara etimologi berasal dari kata Latin Colere, yang artinya mengolah atau mengerjakan.

Kata 'culture' juga kadang diterjemahkan sebagai 'kultur' dalam bahasa Indonesia, yang memiliki arti sama dengan kebudayaan.

 Pengertian Budaya Menurut Para Ahli

E. B Taylor dalam Soekanto

Kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan lain kemampuan-kemampuan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat.

Selo Soemardjan dan Soelaeman Somardi

Kebudayaan sebagai semua hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.

Koentjaraningrat

Budaya diartikan sebagai segala daya dan kegiatan manusia untuk mengolah dan mengubah alam.

Linton

Budaya adalah keseluruhan sikap dan pola perilaku serta pengetahuan yang merupakan suatu kebiasaan yang diwariskan dan dimiliki oleh suatu anggota masyarakat tertentu.

Parsudi Suparian

Budaya adalah seluruh pengetahuan manusia yang dimanfaatkan untuk mengetahui serta memahami pengalaman dan lingkungan yang mereka alami.

Kebudayaaan tidak diwariskan secara genetika atau melalui proses belajar melainkan diperoleh melalui Pendidikan, baik secara formal maupun informal milik masyarakat.




Unsur-Unsur Kebudayaan

Setiap bangsa di dunia memiliki kebudayaan masing-masing yang berbeda dengan kebudayaan bangsa lainnya. Namun segala bentuk kebudayaan tersebut terdapat beberapa unsur kebudayaan yang selalu dimiliki oleh masing-masing kebudayaan tersebut, yang selanjutnya di kenal dengan 7 (tujuh) unsur kebudayaan, yaitu:

  • 1.      Bahasa
  • 2.      Sistem pengetahuan
  • 3.      Sistem religi
  • 4.      Sistem social kemsyarkatan
  • 5.      Sistem teknologi
  • 6.      Sistem mata pencaharian
  • 7.      Kesenian.

Perubahan Kebudayaan

Kebudayaan bersifat dinamis, selalu berkembang seiring dengan berjalannya waktu. Terjadi penyempurnaan dilakukan untuk menyesuaikannya dengan perkembang zaman. Semakin bertambahnya tantangan hidup manusia dari waktu ke waktu maka kebutuhan untuk mengatasi tantangan tersebut akan terus berkembang. Beberapa faktor yang mempengaruhi kebudayaan:

  • 1.      Jumlah dan komposisi penduduk
  • 2.  Perubahan lingkungan seperti bencana alam dan perubahan kuantitas dan kualitas sumber daya/energi manusia dalam lingkungan.
  • 3.      Penemuan baru dalam teknologi dan ekonomi (inovasi)
  • 4.      Adasnya invasi/penyerangan/penjajahan.
  • 5.      Kontak dengan masyarakat lain (defusi)

ada 3 wujud kebudayaan yaitu:

a.       Wujud ideal adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan-peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstarak, tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terleatak dalam kepala-kepala atau di alam pemikiran warga. Jika masyarakat tersebut menytakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan maka lokasi dari kebudayaan itu ada dalam karangan dan buku-buku hasil karya penulis warga masyarakat tersebut.

b.      Wujud tindakan atau perilaku adalah sebuah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial.

Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati dan didokumentasikan.

c.       Wujud material adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dasri aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal lain yang dapat diraba, dilihat dan didokumentasikan, bersifat paling konkret diantara ketiga wujud kebdayaan .

Dalam kenyataan kehidupan bermsyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu tidak bisa dipisahkan dengan yang lain.

 

Itulah sekilas mengenai kebudayaan dalam antropologi, penulisan ini mungkin jauh dari kata sempurna tapi akan memberikan sedikit pmbelajaran mengenai kebudayaan.


referensi :

koentjaraningrat. 2015. Pengantar Ilmu Antropologi. jakata: Rineka Cipta

Serepina Tiur Maida, Materi PPT Antropologi, 2023

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Selasa, 06 Juni 2023

Keunikan Suku Dayak

 

Penulis             : Jimmy Subiantoro

NIM                : 233300030006

Jurusan            : Fakultas Hukum Universitas Mpu Tantular Jakarta

Dosen              : Serepina Tiur Maida, S.Sos, M.Pd, M.I.Kom

 

    


    Sebagai warga negara Indonesia, kita haruslah berbangga diri karena negara kita adalah negara yang kaya sumber daya alam dan juga memiliki kebudayaan yang berneka ragam. Hal ini tidak lepas dari banyaknya pulau di Indonesia, yang dihuni oleh banyak suku.

Berbicara mengenai suku di Indonesia, saya akan sedikit mengulas salah satu suku tersebut, suku itu adalah suku Dayak. Mungkin saat saya menyebut suku Dayak, semua pasti teringat kejadian beberapa waktu lampau mengenai perang suku ini, tetapi itu semua sudah berlalu dan semua hidup rukun saat ini.

Suku Dayak adalah penduduk asli pulau Kalimantan, yang memiliki beberapa rumpun yang kita sering kita dengar jika kita berada di pulau kalimantan. Beberapa rumpun tersebut antara lain rumpun klemantan, rumpun iban, rumpun apokayan (Dayak Kayan, Kenyan dan bahau), rumpun murut, rumpun ot danum ngaju dan rumpun punan. Mereka tersebar di seluruh penjuru pulau kalimantan dan beberapa pulau di Malaysia (Sabah dan Serawak).

Rumah Adat Lamin

    Seiring berjalan waktu dan banyaknya para pendatang yang tinggal di pulau Kalimantan, keberadaan
suku asli Dayak ini semakin terpinggirkan, mereka lebih suka tinggal di pedalaman pulau Kalimantan daripada harus menerima kemajuan peradaban. Mereka yang menerima perkembangan jaman akhirnya berakulturasi melahirkan etnis sendiri. Sebagai contoh suku Dayak yang memeluk agama islam lebih suka disebut sebagai orang banjar atau kutai. Suku Dayak yang berada di Kalimantan barat banyak memeluk agama Kristen, tapi bagi yang menolak agama baru dan berpegang teguh pada keyakinannya mereka memilih tinggal di pedalaman.

Sebagai ciri khas fisik orang Dayak, kita pasti mengenal telinga panjang (telingan aruu). Ini adalah satu tradisi dari beberapa sub suku orang Dayak. Tradisi ini di mulai saat bayi lahir, tapi bisa disebut proses penindikan, semakin beranjak dewasa barulah telinga itu diberi anting yang terbuat dari tembaga (belaong) dan selalu akan di tambah sehingga telingga itu memanjang hingga sebatas dada bagi perempuan, tapi anting ini selalu dipakai dan tidak boleh dilepaskan. Bagi suku Dayak ini merupakan symbol kecantikan bagi wanita dan kebangsawanan bagi pria, tapi sayang tradisi ini mulai di tinggalkan semenjak era 60 an.

Tato Dayak dan Telinga Panjang

Salah satu ciri yang dimiliki suku Dayak adalah kesenian tato. Beberapa suku di Indonesia memiliki ciri khas tato sendiri. Keunikan tato suku Dayak yang terkenal hingga mancanegara adalah bahan dan alat yang digunakan. Semuanya menggunakan bahan alami, duri pohon jeruk sebagai jarum dan tinta dari jelaga dan dicampur madu lebah liar, dan pewarna dari jelaga lampu yang hitam, itulah sebabnya warna tato suku daya berwarna hitam. Tato sendiri sendiri bagi mereka sebagai symbol kedewasaan dan keberanian.

Di era yang semakin maju, saat ada kunjungan resmi kenegaraan ataupun acara resmi apapun, kita akan disambut oleh tarian khas Dayak, nama tarian ini adalah tari gantar. Dahulu tarian ini memiliki makna tentang siklus mesyarakat suku dayak dalam bercocok tanam. Dan masih banyak lagi jenis-jenis tarian lainnya dari suku Dayak ini yang memiliki banyak makna dan tujuan.


Tari Mandau

Nah bagi kita yang berkunjung ke Kalimantan dan khususnya Kalimantan Timur terdapat salah satu objek wisata yang bermana Desa Pampang, disini kita bisa melihat orang asli suku Dayak yang bertelinga panjang dengan khas tatonya, kemudian pernak Pernik khas kerajinan tangan suku Dayak, rumah adatnya dan senjata khas nya yaitu Mandau dan sumpit. Tak lupa kita disambut oleh tarian tradisional suku Dayak. Jadi kita tidak perlu masuk ke hutan pedalaman ya untuk belajar mengenal suku Dayak ini.

Sampai disini yang saya bisa sedikit jelaskan, yang pasti masih banyak keunikan yang lain dari salah satu suku di Indonesia ini. Semoga bermanfaat…

Sabtu, 06 Mei 2023

“Pengaruh Motivasi Kerja Dalam Menilik Antropologi Sebagai Upaya Mencetak SDM Yang Unggul”

 Penulis : Jimmy Subiantoro

NIM : 233300030006

Jurusan         : Fakultas Hukum Universitas Mpu Tantular Jakarta

Dosen : Serepina Tiur Maida, S.Sos, M.Pd, M.I.Kom


    Tuntas sudah kegiatan audio visual podcast yang sekian lama tertunda, dikarenakan kesibukan masing-masing anggota dan jarak tempat tinggal yang jauh untuk bisa bertemu satu dengan yang lain. Meskipun ada perbedaan pendapat karena karakter yang berbeda tiap individu didalam kelompok dan sikap pesimis akan terlaksanaya kegiatan podcast ini tetapi pada akhirnya karena semangat semua kelompok sehingga dapat diselesaikan meskipun tidak sempurna.

Saya ucapkan terima kasih kepada Ibu Serepina Tiur Maida selaku dosen pengampu yang selalu setia mengingatkan dan memberikan dukungan kepada seluruh mahasiswa agar terlaksananya kegiatan audio visual ini. Tak lupa saya ucapkan kepada Pak Johnson Panjaitan yang sangat ramah dan mau meluangkan waktunya menjadi narasumber kelompok kami ditengah kesibukan beliau yang padat.




    Tema kelompok kami adalah “Pengaruh Motivasi Kerja Dalam Menilik Antropologi Sebagai Upaya Mencetak SDM Yang Unggul”. Dasar pengambilan tema ini adalah karena akhir-akhir ini banyak sekali terjadi penyalahgunaan  kekuasaan para ASN, sehingga banyak yang terjerat kasus korupsi. Sebagai masyarakat kita kehilangan kepercayaan kepada aparatur sipil negara, dimana mereka yang seharusnya melakukan pekerjaan untuk melayani  bangsa ini tetapi malah memperkaya diri sendiri ditengah bangsa yang sedang bangkit setelah tepuruk karena pandemi. Disinilah ada peranan antropologi untuk mendidik para aparatur sipil negara mempunyai motivasi dan pribadi karakter yang unggul dalam bekerja karena perubahan dunia.

Perubahan dunia sangat mempengaruhi kehidupan manusia, khususnya dunia maya. Dimana karena sebuah unggahan media sosial banyak orang berlomba memamerkan gaya hidup mewah atau flexing untuk menaikan status sosial. Padahal para ASN ini sebelumya bekerja dengan sungguh-sungguh dan jujur tetapi karena pengaruh dari keluarga yang bermedia sosial dengan tujuan flexing membuat para ASN melakukan tindakan yang menyalahi aturan untuk memenuhi tuntutan dari keluarga tersebut.

    Sangat ironi dimana banyak keluarga ASN yang melakukan gaya hidup hedon diluar kemampuan sewajarnya. Bukan para ASN tidak boleh menjadi kaya, tetapi dilakukan dengan cara yang benar. Melakukan pengisian LHKPN dengan keadaan sebenarnya dan mengikuti arahan Presiden agar para pajabat publik dan keluarga tidak melakukan flexing.

Media sosial tidak salah asal digunakan dengan bijak, dan kita dapat melakukan teguran terhadap kinerja  pejabat publik menggunakan media sosial asal sesuai dengan fakta dan bukti yang ada. 

Segala bentuk kritik terhadap para ASN bukan untuk menyudutkan tetapi untuk membangun dan membentuk karakter SDM yang berkulitas. Karena dengan flexing para pejabat dan keluarga dapat dikenai hukuman jika itu didapatkan dengan cara yang tidak benar.


Referensi :

Podcast Kelompok II Fakultas Hukum Mpu Tantular Jakarta dengan tema  “Pengaruh Motivasi Kerja Dalam Menilik Antropologi Sebagai Upaya Mencetak SDM Yang Unggul”

https://www.youtube.com/watch?v=pA2SXpMbqnI

Kamis, 13 April 2023

UNSUR - UNSUR MASYARAKAT, PRANATA SOSIAL dan INTEGRASI MASYARAKAT

Nama      : Jimmy Subiantoro

NIM        : 233300030006

Dosen      : Serepina Tiur Maida, S.Sos., M.Pd.,M.IKOM


        Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna, diciptakan menurut citra Nya, memiliki akal pikiran dan budi. Itulah yang membuat manusia sebagai tingkatan yang paling tinggi diantara makhuk di dunia ini. Manusia adalah makhkuk sosial yang hidup berkelompok dengan sesama.

Masyarakat dalam bahasa Inggris adalah society yang diambil dari kata latin socius yang artinya kawan. Masyrakat merupakan sekumpulan manusia yang saling berinteraksi. Suatu kesatuan manusia dapat memiliki prasarana melalui warga-warganya. Dalam buku Pengantar Ilmu Antropologi (2009) oleh Koentjaraningrat, masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu. Interaksi tersebut bersifat kontinyu dan terikat oleh suatu rasa identitas bersama.


 Kontinuitas kesatuan masyarakat memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Interaksi antar warga 

2. Adat istiadat 

3. Kontinuitas waktu

4. Rasa identitas yang kuta yang mengikat semua warga 

Unsur - Unsur Masyarakat 

Kesatuan hidup manusia di lingkup desa, kota, maupun negara merupakan konsep masyarakat. Di setiap kesatuan masyarakat, selalu ada unsur-unsur yang membentuk kesatuannya. Menurut Soerjono Soekanto, yang dikutip di dalam buku Pengantar Antropologi: Sebuah Ikhtisar Mengenal Antropologi (2019: 52), sejumlah unsur masyarakat adalah sebagaimana perincian di bawah ini: 

1. Manusia hidup bersama minimal terdiri dari dua orang 

2. Bergaul dalam waktu cukup lama. Sebagai akibat dari hidup itu, timbul sistem komunikasi dan              peraturan yang mengatur hubungan antar manusia. 

3. Adanya kesadaran bahwa setiap manusia merupakan bagian dari suatu kesatuan. 4.

4. Menghasilkan kebudayaan yang mengembangkan kebudayaan 

Berbagai pola tingkah laku yang khas menjadi pengikat satu kesatuan manusia yang kemudian disebut masyarakat. Pola-pola tersebut harus bersifat tetap dan berkelanjutan agar menjadi kebudayaan. Kebudayaan dilahirkan dari proses berpikir manusia, yang kemudian diyakini sebagai nilai-nilai hidup. Dengan demikian, masyarakat dan kebudayaan tidak akan mungkin terpisahkan karena masyarakat adalah wadah kebudayaan itu sendiri.

PRANATA SOSIAL

adalah seperangkat aturan, baik bersifat tertulis maupun tidak tertulis. Wujud nyatanya adalah lembaga untuk mengatur norma-norma itu.

Keberadaan pranata sosial merupakan suatu keharusan dalam suatu masyarakat yang terstruktur dan sistematis untuk menyelaraskan dan mengatur hubungan serta kebutuhan pokok antar-individu maupun kelompok dalam masyarakat itu. Pranata adalah sistem norma di masyarakat itu, sedangkan lembaganya adalah badan atau organisasi yang melaksanakan pranata tersebut.


Contoh Pranata dan Lembaga yang Menegakkannya Contoh pranata adalah undang-undang yang tertulis di konstitusi, sedangkan lembaga yang menegakkannya adalah kepolisian. Dalam satuan sistem pendidikan, pranata adalah aturan yang terdapat di sekolah, sedangkan lembaganya adalah sekolah itu sendiri yang diketuai oleh kepala sekolah, dan lain sebagainya. 

Unsur Pranata Sosial Untuk layak disebut sebagai pranata sosial, terdapat tiga unsur yang melatari hal tersebut, yaitu kaidah atau norma, lembaga sosial, aparat penegak ketertiban masyarakat. 

1. Kaidah atau Norma Kaidah atau norma

 berfungsi untuk melindungi dan menjamin hak, serta mengatur pelaksanaan kewajiban individu-individu dalam masyarakat. Kaidah atau norma ini terbagi dalam norma agama, adat dan kebiasaan, norma kesopanan dan kesusilaan, serta norma hukum. 

2. Lembaga Sosial

Aturan dan pranata yang ada di masyarakat pada mulanya terbentuk secara tidak sadar. Sebelum ada undang-undang, misalnya, disepakati secara tidak tertulis, perilaku mencuri sudah termasuk tindakan tercela di masyarakat. Lambat-laun pranata tersebut diinstitusionalisasikan. Artinya, orang-orang merasa bahwa aturan yang sebelumnya secara tidak tertulis, harus ditetapkan secara sadar melalui lembaga tertentu. Kemudian, lahirlah lembaga yang mengatur undang-undang secara tertulis bahwa perilaku mencuri terlarang dan tergolong tindakan kriminal. Misalnya, hukumannya adalah dipenjara. Selain itu, pelaku tidak boleh dihakimi secara massa, misalnya digebuki di jalanan. Terbentuknya lembaga sosial itu lahir dari kebutuhan masyarakat untuk hidup teratur. Lembaga sosial ini bertujuan untuk mengatur panduan bertingkah laku di dalam masyarakat. Contoh-contoh lembaga sosial adalah Puskesmas, LBH (Lembaga Bantuan Hukum), Komnas HAM, KPK, dan lain sebagainya.

3. Aparat Penegak Ketertiban Masyarakat

 Setelah pranata dan aturan di atas tertulis, maka perlu ada aparat penegak ketertiban yang mengatur, mengawasi, menegur, serta menghukum jika ada anggota masyarakat yang melanggar aturan dan pranata tersebut. Aparat penegak ketertiban masyarakat dapat berupa kepolisian, pengadilan, tokoh masyarakat, lembaga pendidikan, dan lain sebagainya. Unsur Pranata Sosial Untuk layak disebut sebagai pranata sosial, terdapat tiga unsur yang melatari hal tersebut, yaitu kaidah atau norma, lembaga sosial, aparat penegak ketertiban masyarakat. 





 INTEGRASI MASYARAKAT

integrasi masyarakat yang merupakan penyatuan unsur-unsur yang berbeda dalam suatu masyarakat, mulai dari peranan sosial, kedudukan sosial, hingga pranata sosial.

Syarat-syarat Integrasi Sosial

Dibawah ini adalah beberapa syarat yang harus dipenuhi untuk membentuk suatu integrasi sosial di dalam masyarakat :

1. Memiliki Rasa Saling Membutuhkan Antar Sesama Masyarakat

Memang, setiap orang akan mempunyai kebutuhannya masing-masing. Dimana kebutuhan tersebut akan berbeda setiap individunya. Maka dari itu, sebagai masyarakat yang utuh, kita tentu harus saling membutuhkan dan juga saling melengkapi. Hal bertujuan agar kebutuhan kita bisa terpenuhi dengan baik.

Keterikatan dan keterbutuhan itulah yang nantinya akan menjadi salah satu faktor pendorong terjadinya hubungan sosial yang utuh

Misalnya, dalam hal memperoleh pendidikan, tentu kita akan membutuhkan guru, menteri pendidikan dan lainnya. Kemudian dalam hal transaksi jual beli, tentu kita akan membutuhkan penjual dan juga pembeli.

2. Nilai dan Norma Harus Dijalankan Secara Konsisten

Nilai dan norma yang berlaku di dalam sebuah masyarakat merupakan salah satu faktor pendorong terjadinya integrasi sosial. Norma tersebut yang berlaku di dalam masyarakat sebenarnya sama seperti hukum yang tidak tertulis.

Jadi, secara sadar atau tidak, norma tersebut sangat diyakini sebagai salah satu landasan dalam mengatur kehidupan masyarakat. Contohnya, norma ketika bertamu ke rumah orang lain, atau norma saat berbicara dengan orang yang lebih tua.

3. Nilai dan Norma Diraih Melalui Kesepakatan Bersama

Masyarakat merupakan sebuah kumpulan manusia yang berada di satu daerah. Hanya saja, masyarakat tersebut tidak hanya terdiri dari satu ras, agama, latar belakang yang sama. Namun mereka memiliki latar belakang yang berbeda-beda. Untuk membuat integrasi sosial, syarat yang harus dipenuhi adalah kesepakatan atas norma yang akan berlaku. Hal tersebut harus disepakati bersama dan ditaati oleh semua anggota masyarakat.

Setiap manusia memang mempunyai latar belakang budaya yang berbeda-beda. Oleh karena itu, terdapat banyak bentuk keberagaman norma dan nilai yang ada. Sehingga kesepakatan norma dan nilai yang harus diterapkan sangatlah dibutuhkan. Kesepakatan tersebut adalah contoh dari integrasi sosial yang berkaitan dengan kebudayaan yang ada di dalam masyarakat.

4. Adanya Toleransi

Toleransi merupakan suatu hal yang sangat penting dalam hubungan di dalam kelompok sosial dengan masyarakat umum. Sebab, seperti yang sudah dijelaskan di atas, masyarakat khususnya di Indonesia adalah masyarakat yang terdiri dari banyak latar belakang. Mulai dari budaya, suku, ras, agama, dan masih banyak lagi.

Contoh dari sikap toleransi adalah terlaksananya kegiatan gotong royong di dalam masyarakat dalam membangun tempat untuk beribadah atau mungkin sarana umum. Dengan begitu, masyarakat akan lebih mudah berkomunikasi dan terintegrasi dengan baik. Itulah mengapa toleransi itu penting.

5. Memiliki Kesadaran Diri Sebagai Makhluk Sosial

Salah satu syarat terbentuknya integrasi sosial adalah setiap individu memiliki kesadaran sebagai makhluk sosial. Jadi, semua kegiatan yang dilakukan mempunyai tujuan untuk mencapai kebaikan bersama. Oleh karena itu, jika kamu ingin bergabung ke dalam kelompok sosial, maka kamu harus memiliki kesadaran diri bahwa kamu adalah makhluk sosial.

Dengan menyadari bahwa diri sendiri adalah makhluk sosial, maka akan lebih mudah terintegrasi dengan masyarakat lain. Sebab, sikap tersebut adalah hal mendasar yang wajib dimiliki oleh semua orang.

6. Mempunyai Visi dan Misi yang Sama

Salah satu syarat terjadinya integrasi sosial adalah dengan mempunyai visi dan misi yang sama. Sama halnya seperti syarat-syarat yang ada di lembaga sosial, masyarakat biasa juga perlu mempunyai visi dan misi yang sama. Dimana tujuan, visi, dan misi tersebut diperoleh dari kesepakatan bersama. 

Dengan adanya komunikasi yang tepat, maka visi dan misi yang telah disepakati bisa diwujudkan sebagai bentuk integrasi sosial. Meskipun setiap anggota masyarakat yang terlibat di dalamnya memiliki latar belakang yang berbeda.


Itulah ke enam syarat terjadinya integrasi sosial yang ada di dalam masyarakat. Dimana pada dasarnya hal tersebut hanya dapat terjadi apabila ada kontak sosial serta komunikasi yang baik antar sesama bagian masyarakat. Sebab, hal tersebutlah yang menjadi ciri-ciri hubungan sosial yang wajib dipenuhi. Supaya syarat integrasi sosial dapat tercapai.


Materi RPS 2023, Serepina Tiur Maida, S.Sos., M.Pd., M.I.Kom, C.AC

Prof. Dr. Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Atropologi, 2009, PT Rineka Cipta

https://tirto.id/mengenal-pranata-sosial-dalam-masyarakat-unsur-macam-contohnya-gbig

https://www.kompas.com/skola/read/2021/02/22/150133569/unsur-unsur-mayarakat-dan-pembagiannya.

https://www.gramedia.com/literasi/integrasi-sosial/


Kamis, 06 April 2023

HUBUNGAN ANROPOLOGI DENGAN ILMU LAIN

Nama     : Jimmy Subiantoro

Fakultas : Ilmu Hukum Universitas Mpu Tantular 

Dosen    : Serepina Tiur Maida, S.Sos.,M.Pd., M.I.Kom, C.AC


Hubungan Antropologi Dengan Ilmu Lain

Antropologi dengan ilmu-ilmu bagiannya mempunyai hubungan yang sangat banyak dengan ilmu-ilmu sosial yang lain. Hubungan ini pada umumnya bersifat timbal-balik. Antropologi memerlukan bantuan ilmu-ilmu itu, dan sebaliknya ilmu-ilmu sosial yang lain juga memerlukan antropologi dalam memecahkan masalah yang dikajinya

  • Hubungan Antropologi dengan Sosiologi

Sepintas antropologi dan sosiologi mempunyai banyak persamaan, missalnya saja tentang obyek kajiannya yaitu ilmu yang mempelajari tentang manusia, bedanya sudut pandang yang digunakan. Antropologi lebih ke pendekatan asal-usul manusia dan kebudayaan yang dihasilkan, sedangkan sosiologi lebih mengarah ke hubungan antar manusia dan proses-proses yang timbul dari hubungan tersebut. Karena banyak kesamaan dari kedua ilmu tersebut, maka tidak jarang apabila para sosiolog banyak meminjam konsep-konsep dan pendekatan-pendekatan antropologi dalam penelitian yang mereka lakukan. 

  •  Hubungan Antropologi dengan Psikologi

Pada hakikatnya psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang perilaku manusia dan proses-proses mentalnya. Dapat dikatakan bahwa psikologi lebih menekankan pada pendekatan internal, yaitu dari dalam diri seseorang, sedangkan antropologi lebih menekankan pada aspek eskternalnya, yaitu lingkungan. Kedua unsur ini saling terkait dan tidak dapat dipisahkan dalam membentuk sebuah kebudayaan.

  • Hubungan Antropologi dengan Sejarah

Terkadang latar belakang suatu peristiwa sejarah sulit diketahui hanya dari fakta-fakta yang ada di lapangan. Konsep-konsep tentang kehidupan masyarakat yang terjadi saat peristiwa sejarah berlangsung, yang dikaji melalui pendekatan antropologi akan memberi pengertian banyak bagi seorang sejarah dan untuk mengetahui latar belakang peristiwa tersebut. Selain itu banyak peristiwa sejarah yang dapat dipecahkan melalui pendekatan antropologi. Misalnya saja dalam mengkaji sistem kepercayaan,  dan sejarah lokal dalam suatu masyarakat.

  •  Hubungan Antropologi dengan Geografi

Geografi adalah ilmu yang mempelajari tentang bumi beserta isinya. isi dari bumi itu sendiri adalah flora, fauna, manusia dan bentang alam yang ada dipermukaan bumi. Melihat obyek kajian dari geografi yang juga menyebut manusia, maka tidak bisa dipungkiri lagi kalau geografi memerlukan antropologi dalam kajiannya. Penyebabnya karena antropologi mempelajari tentang berbagai karena manusia, baik dari segi suku bangsa, etnis, maupun ras. Sebaliknya, antropologi juga memerlukan geografi untuk memepelajari tentang bentang alam. Karena salah satu yang mempengaruhi kebudayaan manusia adalah keadaan lingkungan fisik tempat mereka hidup.

  • Hubungan Antropologi dengan Ekonomi

Kekuatan, proses dan hukum-hukum ekonomi yang berlaku dalam aktivitas ekonomi masyarakat sangat dipengaruhi oleh keadaan masyarakatnya. Seorang ahli ekonomi yang akan membangun perekonomian di suatu negara tentu memerlukan bahan komparatif mengenai berbagai unsur kemasyarakatan dalam negara tersebut. Untuk mengumpulkan keterangan tersebut ilmu antropologi sangat dibutuhkan oleh seorang ekonom. Perubahan dalam bidang ekonomi sendiri mempunyai andil yang sangat besar dalam perubahan kebudayaan masyarakatnya. Semakin maju perekonomian suatu masyarakat, maka kebudayaannya pun ikut berubah. Terkadang untuk menganalisa perubahan kebudayaan dalam masyarakat, antropolog juga memerlukan pendekatan ekonomi.

  • Hubungan Antara Antropologi dengan Ilmu Politik

Seorang politikus dalam meneliti maupun menganalisa suatu sistem politik maupun kekuatan politik dari suatu negara tentu saja memperhatikan sistem pemerintahan, kekuatan-kekuatan politik dan masalah latar belakang budaya dari kekuatan politik tersebut. Adapun yang menyangkut latar belakang kekuatan politik yaitu prinsip ideologi, sistem norma, adat istiadat dan tradisi dari semua kalangan yang menyusun kekuatan politik tersebut. Agar dapat memahami latar belakang penyusun kekuatan politik tersebut, diperlukan metode analisa antropologi . Seorang antropolog dalam mempelajari suatu masyarakat atau suatu suku pati juga akan menghadapi tentang konsep kekuasaan yang terdapat dalam suku tersebut. Dalam menganalisa fenomena tersebut sudah tentu mereka memerlukan bantuan dari ilmu politik.

  • Hubungan Antropologi dengan Ilmu Hukum Adat

Antropologi digunakan oleh banyak ahli hukum, terutama hukum adat untuk melakukan penelitian tentang hukum adat yang berlaku di beberapa tempat. Antropologi penting digunakan karena hukum adat bukan merupakan hukum yang tertulis seperti KUHP atau undang-undang, melainkan hukum yang timbul dan hidup langsung dalam masyarakat. Antropologi juga memerlukan bantuan dari ilmu hukum karena setiap masyarakat pasti mempunyai hukum yang digunakan dalam pengendalian sosial. Hukum yang berlaku dalam masyarakat banyak sedikit turut mempengaruhi kebudayaan yang terjadi dalam masyarakat tersebut. Untuk itu seorang antropolog harus mempunyai pengetahuan umum tentang konsep -konsep hukum pada umumnya.

  • Hubungan Antara Ilmu Administrasi dengan Antropologi

lmu admisnistrasi pada umumnya akan mempelajari hal-hal yang hampir sama dengan masalah-masalah yang dikaji dalam ilmu ekonomi. Misalnya saja tentang agraria yang dibahas dalam administrasi, masalah ini dapat dikaji dengan penelitian berdasarkan metode-metode antropologi.

  •  Hubungan Antara Linguistik dengan Antropologi

linguistik merupakan ilmu yang mempelajari tentang bahasa. Antropologi dari fase awalnya adalah mengumpulkan berbagai kebudayaan dari muka bumi, termasuk bahasa yang beragam yang digunakan oleh masyarakat yang ada di bumi. Linguistik merupakan kajian dalam antropologi selain etnografi. Untuk bisa meneliti suatu masyarakat terlebih dahulu kita harus memahami bahasa yang berlaku dan mereka gunakan sehari-hari. Selain dengan ilmu sosial antropologi juga berhubungan dengan ilmu-ilmu lain.

 



METODE ILMIAH ANTROPOLOGI

Metode ilmiah dari suatu ilmu pengetahuan adalah segala jalan/cara dalam rangka ilmu tersebut untuk sampai kepada kesatuan pengetahuan. Kesatuan pengetahuan ini dapat dicapai oleh para sarjana ilmu tersebut yang bersangkutan melauli tiga tingkat yaitu :

  • Pengumpulan data

Pada antropologi budaya tahap ini adalah pengumpulan fakta mengenai kejadian dan gejala masyarakat dan kebudayaan untuk pengolahan secara ilmiah , dalam kenyataannya aktivitas pengumpulan fakta disini terdiri dari berbagai metode , mengobservasi, mencatat , mengolah dan mendeskripsikan fakta yang terjadi dalam masyarakat yang hidup.

Ada 3 golongan pengumpulan fakta :

-       penelitian di lapangan

-       penelitian di laboraturium

-       penelitian dalam perpustakaan

  •       Penentuan ciri umum

Hal ini adalah tingkat dalam cara berfikir ilmiah yang bertujuan untuk menentukan ciri-ciri umum dan sistem dalam himpunan fakta yang dikumpulkan dalam suatu penelitian. Proses berpikir secara ilmiah pada tahap ini menimbulkan metode yang hendak mencari ciri yang sama dan umum, diantara beragam fakta dalam kehidupan masyarakat dan kebudayaan umat manusia. Proses berpikir disini berjalan secara induktif , dari pengetahuan tentang peristiwa dan fakta khusus dan konkret ke arah konsep mengenai ciri umum yang lebuh abstrak.   

Ilmu Antropologi yang bekerja dengan bahan berupa fakta yang berasal dari sebanyak mungkin macam dan kebudayaan masyarakat di seluruh dunia , untuk mencari ciri umumnya digunakan metode perbandingan.

  •  Verifikasi

Metode verifikasi terdiri dari cara menguji rumusan kaidah-kaidah atau memperkuat pengertian yang telah dicapai, dilakukan dalm kenyataan alam atau masyarakat yang hidup. Disini proses berfikir berjalan secara deduktif yaitu perumusan umum kembali ke arah fakta yang khusus. Ilmu Antropologi lebih banyak mengandung pengertian dari pada kaidah , metode verifikasi bersifat kualitatif ,  dengan ini Antropologi mencoba memperkuat pengertiannya dengan menerapkan pengertian itu dalam kenyataan yaitu pada beberapa masyarakat yang hidup tapi dengan caar khusus dan mendalam. Lawan dari metode kualitatif adalah kuantitatif  yang mencoba menguji kebenaran dari pengertian dan kaidah itu dengan mengumpulkan sebanyak mungkin fakta mengenai kejadian dan gejala sosial budaya yang menunjukkan asas-asas persamaan.

 

Referensi :

PPT Kelompok I Materi Hubungan Antropologi dengan Ilmu lain

https://www.academia.edu/11208098/Hubungan_Antropologi_Dengan_Ilmu_Lain

https://www.kompasiana.com/hanumnindialoka/54f7a259a33311b67a8b47b3/metode-ilmiah-dari-antropologi

 

Evolusi dan Perubahan Sosial

  Penulis              : Jimmy Subiantoro NIM                 : 233300030006 Jurusan             : Fakultas Hukum Universitas Mpu Tantul...