Kamis, 13 April 2023

UNSUR - UNSUR MASYARAKAT, PRANATA SOSIAL dan INTEGRASI MASYARAKAT

Nama      : Jimmy Subiantoro

NIM        : 233300030006

Dosen      : Serepina Tiur Maida, S.Sos., M.Pd.,M.IKOM


        Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna, diciptakan menurut citra Nya, memiliki akal pikiran dan budi. Itulah yang membuat manusia sebagai tingkatan yang paling tinggi diantara makhuk di dunia ini. Manusia adalah makhkuk sosial yang hidup berkelompok dengan sesama.

Masyarakat dalam bahasa Inggris adalah society yang diambil dari kata latin socius yang artinya kawan. Masyrakat merupakan sekumpulan manusia yang saling berinteraksi. Suatu kesatuan manusia dapat memiliki prasarana melalui warga-warganya. Dalam buku Pengantar Ilmu Antropologi (2009) oleh Koentjaraningrat, masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu. Interaksi tersebut bersifat kontinyu dan terikat oleh suatu rasa identitas bersama.


 Kontinuitas kesatuan masyarakat memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Interaksi antar warga 

2. Adat istiadat 

3. Kontinuitas waktu

4. Rasa identitas yang kuta yang mengikat semua warga 

Unsur - Unsur Masyarakat 

Kesatuan hidup manusia di lingkup desa, kota, maupun negara merupakan konsep masyarakat. Di setiap kesatuan masyarakat, selalu ada unsur-unsur yang membentuk kesatuannya. Menurut Soerjono Soekanto, yang dikutip di dalam buku Pengantar Antropologi: Sebuah Ikhtisar Mengenal Antropologi (2019: 52), sejumlah unsur masyarakat adalah sebagaimana perincian di bawah ini: 

1. Manusia hidup bersama minimal terdiri dari dua orang 

2. Bergaul dalam waktu cukup lama. Sebagai akibat dari hidup itu, timbul sistem komunikasi dan              peraturan yang mengatur hubungan antar manusia. 

3. Adanya kesadaran bahwa setiap manusia merupakan bagian dari suatu kesatuan. 4.

4. Menghasilkan kebudayaan yang mengembangkan kebudayaan 

Berbagai pola tingkah laku yang khas menjadi pengikat satu kesatuan manusia yang kemudian disebut masyarakat. Pola-pola tersebut harus bersifat tetap dan berkelanjutan agar menjadi kebudayaan. Kebudayaan dilahirkan dari proses berpikir manusia, yang kemudian diyakini sebagai nilai-nilai hidup. Dengan demikian, masyarakat dan kebudayaan tidak akan mungkin terpisahkan karena masyarakat adalah wadah kebudayaan itu sendiri.

PRANATA SOSIAL

adalah seperangkat aturan, baik bersifat tertulis maupun tidak tertulis. Wujud nyatanya adalah lembaga untuk mengatur norma-norma itu.

Keberadaan pranata sosial merupakan suatu keharusan dalam suatu masyarakat yang terstruktur dan sistematis untuk menyelaraskan dan mengatur hubungan serta kebutuhan pokok antar-individu maupun kelompok dalam masyarakat itu. Pranata adalah sistem norma di masyarakat itu, sedangkan lembaganya adalah badan atau organisasi yang melaksanakan pranata tersebut.


Contoh Pranata dan Lembaga yang Menegakkannya Contoh pranata adalah undang-undang yang tertulis di konstitusi, sedangkan lembaga yang menegakkannya adalah kepolisian. Dalam satuan sistem pendidikan, pranata adalah aturan yang terdapat di sekolah, sedangkan lembaganya adalah sekolah itu sendiri yang diketuai oleh kepala sekolah, dan lain sebagainya. 

Unsur Pranata Sosial Untuk layak disebut sebagai pranata sosial, terdapat tiga unsur yang melatari hal tersebut, yaitu kaidah atau norma, lembaga sosial, aparat penegak ketertiban masyarakat. 

1. Kaidah atau Norma Kaidah atau norma

 berfungsi untuk melindungi dan menjamin hak, serta mengatur pelaksanaan kewajiban individu-individu dalam masyarakat. Kaidah atau norma ini terbagi dalam norma agama, adat dan kebiasaan, norma kesopanan dan kesusilaan, serta norma hukum. 

2. Lembaga Sosial

Aturan dan pranata yang ada di masyarakat pada mulanya terbentuk secara tidak sadar. Sebelum ada undang-undang, misalnya, disepakati secara tidak tertulis, perilaku mencuri sudah termasuk tindakan tercela di masyarakat. Lambat-laun pranata tersebut diinstitusionalisasikan. Artinya, orang-orang merasa bahwa aturan yang sebelumnya secara tidak tertulis, harus ditetapkan secara sadar melalui lembaga tertentu. Kemudian, lahirlah lembaga yang mengatur undang-undang secara tertulis bahwa perilaku mencuri terlarang dan tergolong tindakan kriminal. Misalnya, hukumannya adalah dipenjara. Selain itu, pelaku tidak boleh dihakimi secara massa, misalnya digebuki di jalanan. Terbentuknya lembaga sosial itu lahir dari kebutuhan masyarakat untuk hidup teratur. Lembaga sosial ini bertujuan untuk mengatur panduan bertingkah laku di dalam masyarakat. Contoh-contoh lembaga sosial adalah Puskesmas, LBH (Lembaga Bantuan Hukum), Komnas HAM, KPK, dan lain sebagainya.

3. Aparat Penegak Ketertiban Masyarakat

 Setelah pranata dan aturan di atas tertulis, maka perlu ada aparat penegak ketertiban yang mengatur, mengawasi, menegur, serta menghukum jika ada anggota masyarakat yang melanggar aturan dan pranata tersebut. Aparat penegak ketertiban masyarakat dapat berupa kepolisian, pengadilan, tokoh masyarakat, lembaga pendidikan, dan lain sebagainya. Unsur Pranata Sosial Untuk layak disebut sebagai pranata sosial, terdapat tiga unsur yang melatari hal tersebut, yaitu kaidah atau norma, lembaga sosial, aparat penegak ketertiban masyarakat. 





 INTEGRASI MASYARAKAT

integrasi masyarakat yang merupakan penyatuan unsur-unsur yang berbeda dalam suatu masyarakat, mulai dari peranan sosial, kedudukan sosial, hingga pranata sosial.

Syarat-syarat Integrasi Sosial

Dibawah ini adalah beberapa syarat yang harus dipenuhi untuk membentuk suatu integrasi sosial di dalam masyarakat :

1. Memiliki Rasa Saling Membutuhkan Antar Sesama Masyarakat

Memang, setiap orang akan mempunyai kebutuhannya masing-masing. Dimana kebutuhan tersebut akan berbeda setiap individunya. Maka dari itu, sebagai masyarakat yang utuh, kita tentu harus saling membutuhkan dan juga saling melengkapi. Hal bertujuan agar kebutuhan kita bisa terpenuhi dengan baik.

Keterikatan dan keterbutuhan itulah yang nantinya akan menjadi salah satu faktor pendorong terjadinya hubungan sosial yang utuh

Misalnya, dalam hal memperoleh pendidikan, tentu kita akan membutuhkan guru, menteri pendidikan dan lainnya. Kemudian dalam hal transaksi jual beli, tentu kita akan membutuhkan penjual dan juga pembeli.

2. Nilai dan Norma Harus Dijalankan Secara Konsisten

Nilai dan norma yang berlaku di dalam sebuah masyarakat merupakan salah satu faktor pendorong terjadinya integrasi sosial. Norma tersebut yang berlaku di dalam masyarakat sebenarnya sama seperti hukum yang tidak tertulis.

Jadi, secara sadar atau tidak, norma tersebut sangat diyakini sebagai salah satu landasan dalam mengatur kehidupan masyarakat. Contohnya, norma ketika bertamu ke rumah orang lain, atau norma saat berbicara dengan orang yang lebih tua.

3. Nilai dan Norma Diraih Melalui Kesepakatan Bersama

Masyarakat merupakan sebuah kumpulan manusia yang berada di satu daerah. Hanya saja, masyarakat tersebut tidak hanya terdiri dari satu ras, agama, latar belakang yang sama. Namun mereka memiliki latar belakang yang berbeda-beda. Untuk membuat integrasi sosial, syarat yang harus dipenuhi adalah kesepakatan atas norma yang akan berlaku. Hal tersebut harus disepakati bersama dan ditaati oleh semua anggota masyarakat.

Setiap manusia memang mempunyai latar belakang budaya yang berbeda-beda. Oleh karena itu, terdapat banyak bentuk keberagaman norma dan nilai yang ada. Sehingga kesepakatan norma dan nilai yang harus diterapkan sangatlah dibutuhkan. Kesepakatan tersebut adalah contoh dari integrasi sosial yang berkaitan dengan kebudayaan yang ada di dalam masyarakat.

4. Adanya Toleransi

Toleransi merupakan suatu hal yang sangat penting dalam hubungan di dalam kelompok sosial dengan masyarakat umum. Sebab, seperti yang sudah dijelaskan di atas, masyarakat khususnya di Indonesia adalah masyarakat yang terdiri dari banyak latar belakang. Mulai dari budaya, suku, ras, agama, dan masih banyak lagi.

Contoh dari sikap toleransi adalah terlaksananya kegiatan gotong royong di dalam masyarakat dalam membangun tempat untuk beribadah atau mungkin sarana umum. Dengan begitu, masyarakat akan lebih mudah berkomunikasi dan terintegrasi dengan baik. Itulah mengapa toleransi itu penting.

5. Memiliki Kesadaran Diri Sebagai Makhluk Sosial

Salah satu syarat terbentuknya integrasi sosial adalah setiap individu memiliki kesadaran sebagai makhluk sosial. Jadi, semua kegiatan yang dilakukan mempunyai tujuan untuk mencapai kebaikan bersama. Oleh karena itu, jika kamu ingin bergabung ke dalam kelompok sosial, maka kamu harus memiliki kesadaran diri bahwa kamu adalah makhluk sosial.

Dengan menyadari bahwa diri sendiri adalah makhluk sosial, maka akan lebih mudah terintegrasi dengan masyarakat lain. Sebab, sikap tersebut adalah hal mendasar yang wajib dimiliki oleh semua orang.

6. Mempunyai Visi dan Misi yang Sama

Salah satu syarat terjadinya integrasi sosial adalah dengan mempunyai visi dan misi yang sama. Sama halnya seperti syarat-syarat yang ada di lembaga sosial, masyarakat biasa juga perlu mempunyai visi dan misi yang sama. Dimana tujuan, visi, dan misi tersebut diperoleh dari kesepakatan bersama. 

Dengan adanya komunikasi yang tepat, maka visi dan misi yang telah disepakati bisa diwujudkan sebagai bentuk integrasi sosial. Meskipun setiap anggota masyarakat yang terlibat di dalamnya memiliki latar belakang yang berbeda.


Itulah ke enam syarat terjadinya integrasi sosial yang ada di dalam masyarakat. Dimana pada dasarnya hal tersebut hanya dapat terjadi apabila ada kontak sosial serta komunikasi yang baik antar sesama bagian masyarakat. Sebab, hal tersebutlah yang menjadi ciri-ciri hubungan sosial yang wajib dipenuhi. Supaya syarat integrasi sosial dapat tercapai.


Materi RPS 2023, Serepina Tiur Maida, S.Sos., M.Pd., M.I.Kom, C.AC

Prof. Dr. Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Atropologi, 2009, PT Rineka Cipta

https://tirto.id/mengenal-pranata-sosial-dalam-masyarakat-unsur-macam-contohnya-gbig

https://www.kompas.com/skola/read/2021/02/22/150133569/unsur-unsur-mayarakat-dan-pembagiannya.

https://www.gramedia.com/literasi/integrasi-sosial/


Kamis, 06 April 2023

HUBUNGAN ANROPOLOGI DENGAN ILMU LAIN

Nama     : Jimmy Subiantoro

Fakultas : Ilmu Hukum Universitas Mpu Tantular 

Dosen    : Serepina Tiur Maida, S.Sos.,M.Pd., M.I.Kom, C.AC


Hubungan Antropologi Dengan Ilmu Lain

Antropologi dengan ilmu-ilmu bagiannya mempunyai hubungan yang sangat banyak dengan ilmu-ilmu sosial yang lain. Hubungan ini pada umumnya bersifat timbal-balik. Antropologi memerlukan bantuan ilmu-ilmu itu, dan sebaliknya ilmu-ilmu sosial yang lain juga memerlukan antropologi dalam memecahkan masalah yang dikajinya

  • Hubungan Antropologi dengan Sosiologi

Sepintas antropologi dan sosiologi mempunyai banyak persamaan, missalnya saja tentang obyek kajiannya yaitu ilmu yang mempelajari tentang manusia, bedanya sudut pandang yang digunakan. Antropologi lebih ke pendekatan asal-usul manusia dan kebudayaan yang dihasilkan, sedangkan sosiologi lebih mengarah ke hubungan antar manusia dan proses-proses yang timbul dari hubungan tersebut. Karena banyak kesamaan dari kedua ilmu tersebut, maka tidak jarang apabila para sosiolog banyak meminjam konsep-konsep dan pendekatan-pendekatan antropologi dalam penelitian yang mereka lakukan. 

  •  Hubungan Antropologi dengan Psikologi

Pada hakikatnya psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang perilaku manusia dan proses-proses mentalnya. Dapat dikatakan bahwa psikologi lebih menekankan pada pendekatan internal, yaitu dari dalam diri seseorang, sedangkan antropologi lebih menekankan pada aspek eskternalnya, yaitu lingkungan. Kedua unsur ini saling terkait dan tidak dapat dipisahkan dalam membentuk sebuah kebudayaan.

  • Hubungan Antropologi dengan Sejarah

Terkadang latar belakang suatu peristiwa sejarah sulit diketahui hanya dari fakta-fakta yang ada di lapangan. Konsep-konsep tentang kehidupan masyarakat yang terjadi saat peristiwa sejarah berlangsung, yang dikaji melalui pendekatan antropologi akan memberi pengertian banyak bagi seorang sejarah dan untuk mengetahui latar belakang peristiwa tersebut. Selain itu banyak peristiwa sejarah yang dapat dipecahkan melalui pendekatan antropologi. Misalnya saja dalam mengkaji sistem kepercayaan,  dan sejarah lokal dalam suatu masyarakat.

  •  Hubungan Antropologi dengan Geografi

Geografi adalah ilmu yang mempelajari tentang bumi beserta isinya. isi dari bumi itu sendiri adalah flora, fauna, manusia dan bentang alam yang ada dipermukaan bumi. Melihat obyek kajian dari geografi yang juga menyebut manusia, maka tidak bisa dipungkiri lagi kalau geografi memerlukan antropologi dalam kajiannya. Penyebabnya karena antropologi mempelajari tentang berbagai karena manusia, baik dari segi suku bangsa, etnis, maupun ras. Sebaliknya, antropologi juga memerlukan geografi untuk memepelajari tentang bentang alam. Karena salah satu yang mempengaruhi kebudayaan manusia adalah keadaan lingkungan fisik tempat mereka hidup.

  • Hubungan Antropologi dengan Ekonomi

Kekuatan, proses dan hukum-hukum ekonomi yang berlaku dalam aktivitas ekonomi masyarakat sangat dipengaruhi oleh keadaan masyarakatnya. Seorang ahli ekonomi yang akan membangun perekonomian di suatu negara tentu memerlukan bahan komparatif mengenai berbagai unsur kemasyarakatan dalam negara tersebut. Untuk mengumpulkan keterangan tersebut ilmu antropologi sangat dibutuhkan oleh seorang ekonom. Perubahan dalam bidang ekonomi sendiri mempunyai andil yang sangat besar dalam perubahan kebudayaan masyarakatnya. Semakin maju perekonomian suatu masyarakat, maka kebudayaannya pun ikut berubah. Terkadang untuk menganalisa perubahan kebudayaan dalam masyarakat, antropolog juga memerlukan pendekatan ekonomi.

  • Hubungan Antara Antropologi dengan Ilmu Politik

Seorang politikus dalam meneliti maupun menganalisa suatu sistem politik maupun kekuatan politik dari suatu negara tentu saja memperhatikan sistem pemerintahan, kekuatan-kekuatan politik dan masalah latar belakang budaya dari kekuatan politik tersebut. Adapun yang menyangkut latar belakang kekuatan politik yaitu prinsip ideologi, sistem norma, adat istiadat dan tradisi dari semua kalangan yang menyusun kekuatan politik tersebut. Agar dapat memahami latar belakang penyusun kekuatan politik tersebut, diperlukan metode analisa antropologi . Seorang antropolog dalam mempelajari suatu masyarakat atau suatu suku pati juga akan menghadapi tentang konsep kekuasaan yang terdapat dalam suku tersebut. Dalam menganalisa fenomena tersebut sudah tentu mereka memerlukan bantuan dari ilmu politik.

  • Hubungan Antropologi dengan Ilmu Hukum Adat

Antropologi digunakan oleh banyak ahli hukum, terutama hukum adat untuk melakukan penelitian tentang hukum adat yang berlaku di beberapa tempat. Antropologi penting digunakan karena hukum adat bukan merupakan hukum yang tertulis seperti KUHP atau undang-undang, melainkan hukum yang timbul dan hidup langsung dalam masyarakat. Antropologi juga memerlukan bantuan dari ilmu hukum karena setiap masyarakat pasti mempunyai hukum yang digunakan dalam pengendalian sosial. Hukum yang berlaku dalam masyarakat banyak sedikit turut mempengaruhi kebudayaan yang terjadi dalam masyarakat tersebut. Untuk itu seorang antropolog harus mempunyai pengetahuan umum tentang konsep -konsep hukum pada umumnya.

  • Hubungan Antara Ilmu Administrasi dengan Antropologi

lmu admisnistrasi pada umumnya akan mempelajari hal-hal yang hampir sama dengan masalah-masalah yang dikaji dalam ilmu ekonomi. Misalnya saja tentang agraria yang dibahas dalam administrasi, masalah ini dapat dikaji dengan penelitian berdasarkan metode-metode antropologi.

  •  Hubungan Antara Linguistik dengan Antropologi

linguistik merupakan ilmu yang mempelajari tentang bahasa. Antropologi dari fase awalnya adalah mengumpulkan berbagai kebudayaan dari muka bumi, termasuk bahasa yang beragam yang digunakan oleh masyarakat yang ada di bumi. Linguistik merupakan kajian dalam antropologi selain etnografi. Untuk bisa meneliti suatu masyarakat terlebih dahulu kita harus memahami bahasa yang berlaku dan mereka gunakan sehari-hari. Selain dengan ilmu sosial antropologi juga berhubungan dengan ilmu-ilmu lain.

 



METODE ILMIAH ANTROPOLOGI

Metode ilmiah dari suatu ilmu pengetahuan adalah segala jalan/cara dalam rangka ilmu tersebut untuk sampai kepada kesatuan pengetahuan. Kesatuan pengetahuan ini dapat dicapai oleh para sarjana ilmu tersebut yang bersangkutan melauli tiga tingkat yaitu :

  • Pengumpulan data

Pada antropologi budaya tahap ini adalah pengumpulan fakta mengenai kejadian dan gejala masyarakat dan kebudayaan untuk pengolahan secara ilmiah , dalam kenyataannya aktivitas pengumpulan fakta disini terdiri dari berbagai metode , mengobservasi, mencatat , mengolah dan mendeskripsikan fakta yang terjadi dalam masyarakat yang hidup.

Ada 3 golongan pengumpulan fakta :

-       penelitian di lapangan

-       penelitian di laboraturium

-       penelitian dalam perpustakaan

  •       Penentuan ciri umum

Hal ini adalah tingkat dalam cara berfikir ilmiah yang bertujuan untuk menentukan ciri-ciri umum dan sistem dalam himpunan fakta yang dikumpulkan dalam suatu penelitian. Proses berpikir secara ilmiah pada tahap ini menimbulkan metode yang hendak mencari ciri yang sama dan umum, diantara beragam fakta dalam kehidupan masyarakat dan kebudayaan umat manusia. Proses berpikir disini berjalan secara induktif , dari pengetahuan tentang peristiwa dan fakta khusus dan konkret ke arah konsep mengenai ciri umum yang lebuh abstrak.   

Ilmu Antropologi yang bekerja dengan bahan berupa fakta yang berasal dari sebanyak mungkin macam dan kebudayaan masyarakat di seluruh dunia , untuk mencari ciri umumnya digunakan metode perbandingan.

  •  Verifikasi

Metode verifikasi terdiri dari cara menguji rumusan kaidah-kaidah atau memperkuat pengertian yang telah dicapai, dilakukan dalm kenyataan alam atau masyarakat yang hidup. Disini proses berfikir berjalan secara deduktif yaitu perumusan umum kembali ke arah fakta yang khusus. Ilmu Antropologi lebih banyak mengandung pengertian dari pada kaidah , metode verifikasi bersifat kualitatif ,  dengan ini Antropologi mencoba memperkuat pengertiannya dengan menerapkan pengertian itu dalam kenyataan yaitu pada beberapa masyarakat yang hidup tapi dengan caar khusus dan mendalam. Lawan dari metode kualitatif adalah kuantitatif  yang mencoba menguji kebenaran dari pengertian dan kaidah itu dengan mengumpulkan sebanyak mungkin fakta mengenai kejadian dan gejala sosial budaya yang menunjukkan asas-asas persamaan.

 

Referensi :

PPT Kelompok I Materi Hubungan Antropologi dengan Ilmu lain

https://www.academia.edu/11208098/Hubungan_Antropologi_Dengan_Ilmu_Lain

https://www.kompasiana.com/hanumnindialoka/54f7a259a33311b67a8b47b3/metode-ilmiah-dari-antropologi

 

Evolusi dan Perubahan Sosial

  Penulis              : Jimmy Subiantoro NIM                 : 233300030006 Jurusan             : Fakultas Hukum Universitas Mpu Tantul...